1. Mohammad Hattastraat
Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bandar udara internasional Jakarta menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasanya sebagai salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia.
Selain di kenang di Indonesia, nama Mohammad Hatta juga turut diabadikan menjadi nama sebuah ruas jalan di kawasan Haarlem (Mohammed Hattastraat), Belanda. NamaMohammed Hattastraat terpampang di papan nama jalan di kawasan perumahan Zuiderpolder yang dibangun pada tahun 1987. Pemberian nama ini ditetapkan oleh pejabat Walikota R.H Claudius dengan alasan bahwa Hatta merupakan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang pernah menimba ilmu di Belanda serta merupakan aktivis Indonesia.
2. R.A Kartinistraat
Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Karenanya Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pejuang hak perempuan baik di Indonesia maupun di negeri Belanda. Masyarakat di Belanda umumnya mengenal Kartini sebagai wanita pejuang hak perempuan yang berasal dari Jawa. Tak heran jika nama R.A Kartinistraat dapat ditemukan di kota Utrech yang terletak dikawasan hunian yang ditinggali oleh kalangan menengah. Selain di kota Utrech, nama Kartini juga terdapat dibeberapa kota lainnya seperti; di kota Venlo, Amsterdam dan Haarlem.
3. Sjahrirstraat
Sutan Syahrir adalah seorang politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947. Syahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada tahun 1948. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Sebelum menjadi Perdana Menteri Indonesia, dulu ia pernah menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Amsterdam dan kemudian pindah kuliah ke Leiden School Of Indology. Pergaulan Sjahrir saat itu sangat luas terutama di kalangan cendikiawan dan aktivis politik Leiden. Hal ini, mencuatkan nama Syahrir hingga namanya ikut diabadikan sebagai nama jalan di Kota Leiden (Sjahrirstraat), tempat dimana dirinya menimba ilmu di Belanda.
4. Irawan Soejonostraat
Irawan Soejono adalah seorang mahasiswa Indonesia yang diakui oleh Belanda sebagai pahlawan negara tersebut karena perjuangannya melawan Jerman Nazi di bawah Hitler. Untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan sebagai nama salah satu ruas jalan di kota Amsterdam (Irawan Soejonostraat).
Pada masa Perang Dunia II, Irwan Soejono adalah anggota Perhimpunan Indonesia di Belanda. Ayahnya adalah Adipati Ario Soejono, orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Belanda. Irawan Soejono gugur ditembak sebagai pejuang perlawanan bawah tanah Belanda melawan Jerman. Di kalangan pejuang-pejuang perlawanan Belanda Irawan dikenal dengan nama Henk van de Bevrijding. Ia ditugasi menangani alat-alat percetakan bawah tanah dan radio untuk menangkap siaran-siaran Sekutu. Selain itu, ia juga menjadi anggota kelompok bersenjata perjuangan perlawanan Indonesia.
Irawan Soejono gugur di Leiden pada bulan Januari 1945. Saat itu ia sedang mengangkut sebuah mesin stensil yang digunakan untuk penerbitan perlawanan di bawah tanah. Hal ini diketahui oleh pihak tentara Jerman yang kemudian berusaha menangkapnya. Irawan berusaha meloloskan diri, namun ia ditembak hingga tewas. Setelah gugurnya Irawan Soejono, kelompok bersenjata di bawah tanah Indonesia ini diberi nama Grup Irawan Soejono.
5. Munirstraat
Nama lengkapnya Munir Said Thalib. Namun banyak orang mengenalnya dengan nama Munir. Dia adalah pria keturunan Arab yang juga seorang aktivis HAM Indonesia. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.
No comments:
Post a Comment